Jumat, 06 Februari 2015

JERITAN 10 DARA TIMOR

Oleh: Wilhelmus Wele de Carmelo

JERITAN 10 DARA TIMOR

Dalam gudang yang terkunci rapi
Sepuluh dara Timor terdiam sepi
Termenung menangis di balik gudang terkunci
Memikirkan nasip yang terjadi

Kami berlayar dari lautan yang luas
Meninggalkan kampung-halaman
Menuju kota yang tak kami kenal
Untuk mencari nasib di toko roti kembang

Tak dapat menyangka
Nasip malang menimpah kami
Tuan toko yang sangat tidak manusiawi
Menindas dan menyikksa kami

Gudang roti kembang terkunci rapi
Di dalamnya kami bekerja dan berbaring
Darah dan keringat terus mengalir
Tiada upah yang kami dapati

Betapa malangnya nasib kami
Ingin mengaburkan diri dari gudang ini
Namun rasanya tidak mungkin
Lebih baik terima kemalangan ini

Apa yang harus kami lakukan?
Usia kami masih dini
Pendidikan tak kami miliki
Kepada siapa kami berlari?

Tuhan membuka jalan bagi kami
Kami memboloskan diri menuju seorang biarawati
Mengungkapkan nasip malang yang terjadi
Hingga terbaca di meja publik

Terima kasih, terima kasih
Untuk para biarawan/biarawati
Untuk para pelajar, mahasiswa/i
Yang telah memperjuanngkan nasib kami

Wairklau-Carmelo, 05 Februari 2015