Oleh: Wilhelmus Wele de Carmelo
JERITAN 10 DARA TIMOR
Dalam gudang
yang terkunci rapi
Sepuluh dara
Timor terdiam sepi
Termenung
menangis di balik gudang terkunci
Memikirkan nasip
yang terjadi
Kami berlayar
dari lautan yang luas
Meninggalkan kampung-halaman
Menuju kota yang
tak kami kenal
Untuk mencari
nasib di toko roti kembang
Tak dapat
menyangka
Nasip malang
menimpah kami
Tuan toko yang
sangat tidak manusiawi
Menindas dan
menyikksa kami
Gudang roti
kembang terkunci rapi
Di dalamnya kami
bekerja dan berbaring
Darah dan
keringat terus mengalir
Tiada upah yang
kami dapati
Betapa malangnya
nasib kami
Ingin
mengaburkan diri dari gudang ini
Namun rasanya
tidak mungkin
Lebih baik
terima kemalangan ini
Apa yang harus
kami lakukan?
Usia kami masih
dini
Pendidikan tak
kami miliki
Kepada siapa
kami berlari?
Tuhan membuka
jalan bagi kami
Kami memboloskan
diri menuju seorang biarawati
Mengungkapkan
nasip malang yang terjadi
Hingga terbaca
di meja publik
Terima kasih,
terima kasih
Untuk para biarawan/biarawati
Untuk para
pelajar, mahasiswa/i
Yang telah
memperjuanngkan nasib kami
Wairklau-Carmelo, 05
Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar