IBUNDA PERAWAN
(Willy Wele, O.Carm)
(Willy Wele, O.Carm)

Kita sebagai
saudara-saudara Maria, sebagai orang yang beriman hendaknya kita melihat dengan
mata iman. Jika kita melihat dan berpikir dengan akal sehat, kita sendiri akan
tidak mengerti dan sangat membingungkan.
Dalam Perjanjian Baru
melukiskan Maria sebagai Perawan bukan sebagai seorang perempuan muda. Jika
Maria adalah seorang perempuan muda berarti ada dua kemungkinan yaitu pertama
Maria masih perawan, dan yang kedua Maria tidak perawan lagi. Dengan adanya dua
kemungkinan ini sehingga Perjanjian Baru melukiskan dengan jelas Maria Sebagai
Ibunda Perawan.
Ketika Maria sedang
mengandung, Allah memilih Yosep untuk menjadi ayah dari anak yang dikandung
dalam kandungan Perawan Maria. Banyak tafsiran yang menafsirkan bahwa anak
dalam kandungan Maria akan menjadi tanda perbantahan dan membawa kesedihan yang
mendalam bagi Maria dan Yosep.
“Pedang Menembus Jiwa
Maria”.Pedang berarti kesakitan yang diderita oleh Maria karena penolakan dari
Anaknya. Maria dihadapkan pada kesulitan saat pemisahan dengan Puteranya.
Maria dituntut oleh imannya untuk berjuang dengan tanda Yesus yang amat membingungkan. Yesus sebagai pewahyu tidak selalu jelas dan tidak selalu diterima oleh semua orang. Tindakan Yesus sama sekali tidak dimengerti oleh Maria karena tindakanNya itu hanya mau menyakiti hati maria. Namun Maria menyimpan semua kesakitan dalam hatinya karena Maria berpikir dengan iman yang mendalam bahwa bukan dia yang berkuasa atas Puteranya melainkan Allah yang berkuasa atas diri Yesus. Dengan kuasa Allah Maria menjalankan tugasnya.
Tindakan Maria menjadi
pelajaran bagi kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Kehidupan kita
sehari-hari tidak selamanya berjalan mulus, aman dan damai. Ada banyak hal yang
menyakitkan, kecewa dan lain-lainnya. Hal-hal seperti ini hendaknya kita terima
dengan sepenuh hati karena pada akhirnya akan membawa keberhasilan bagi kita
dan mengubah cara hidup kita semakin dewasa dan bertanggung jawab. Kebahagiaan berawal dari sebuah penderitaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar