Selasa, 23 Desember 2014

IBUNDA PERAWAN

IBUNDA PERAWAN
(Willy Wele, O.Carm)
Dalam Perjanjian Lama melukiskan Maria sebagai Ibu muda yang mengandung dan melahirkan Mesias. Kelahiran seorang bayi yang dikenal dengan nama Mesias merupakan bayi yang dikandung oleh Roh Kudus. Maria adalah seorang perempuan perawan yang mengandung dan melahirkan Yesus. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan kepada Bunda Maria yang masih perawan. Jika secara biologis sangatlah tidak benar jika seorang wanita yang telah melahirkan masih tetap perawan.
Kita sebagai saudara-saudara Maria, sebagai orang yang beriman hendaknya kita melihat dengan mata iman. Jika kita melihat dan berpikir dengan akal sehat, kita sendiri akan tidak mengerti dan sangat membingungkan.
Dalam Perjanjian Baru melukiskan Maria sebagai Perawan bukan sebagai seorang perempuan muda. Jika Maria adalah seorang perempuan muda berarti ada dua kemungkinan yaitu pertama Maria masih perawan, dan yang kedua Maria tidak perawan lagi. Dengan adanya dua kemungkinan ini sehingga Perjanjian Baru melukiskan dengan jelas Maria Sebagai Ibunda Perawan.
Ketika Maria sedang mengandung, Allah memilih Yosep untuk menjadi ayah dari anak yang dikandung dalam kandungan Perawan Maria. Banyak tafsiran yang menafsirkan bahwa anak dalam kandungan Maria akan menjadi tanda perbantahan dan membawa kesedihan yang mendalam bagi Maria dan Yosep.
“Pedang Menembus Jiwa Maria”.Pedang berarti kesakitan yang diderita oleh Maria karena penolakan dari Anaknya. Maria dihadapkan pada kesulitan saat pemisahan dengan Puteranya.

Maria dituntut oleh imannya untuk berjuang dengan tanda Yesus yang amat membingungkan. Yesus sebagai pewahyu tidak selalu jelas dan tidak selalu diterima oleh semua orang. Tindakan Yesus sama sekali tidak dimengerti oleh Maria karena tindakanNya itu hanya mau menyakiti hati maria. Namun Maria menyimpan semua kesakitan dalam hatinya karena Maria berpikir dengan iman yang mendalam bahwa bukan dia yang berkuasa atas Puteranya melainkan Allah yang berkuasa atas diri Yesus. Dengan kuasa Allah Maria menjalankan tugasnya.
Tindakan Maria menjadi pelajaran bagi kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Kehidupan kita sehari-hari tidak selamanya berjalan mulus, aman dan damai. Ada banyak hal yang menyakitkan, kecewa dan lain-lainnya. Hal-hal seperti ini hendaknya kita terima dengan sepenuh hati karena pada akhirnya akan membawa keberhasilan bagi kita dan mengubah cara hidup kita semakin dewasa dan bertanggung jawab. Kebahagiaan berawal dari sebuah penderitaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar