PUISI
Wilhelmus Wele
Mahasiswa STFK Ledalero
JERITAN
SEORANG YATIM PIATU
(suara seorang
yatim piatu di tengah kempanye)
dengan kematian aku akan menemukan kebahagiaan
Aku merasa dunia ini tidak lebih dari
sebuah gubug yang diterjang badai yang dahsyat
Aku tidak seperti engkau yang memiliki
kemampuan yang jauh lebih tinggi dari kemampuanku
Perih hatiku bagai teriris sembilu yang tajam
Aku menangis, air mataku membasahi bantal sebagai
teman dalam tidurku
Kapan semua ini berakhir? Aku seperti bayi
mungil yang belum bisa berdikari
Keadaanku ini bukanlah sebuah kesempatan bagi
semua orang untuk menghinaku
Ayah dan ibu, kamu terlalu pagi
meninggalkan aku
Masih banyak yang mestinya aku harap dan
aku dapatkan dari kamu
Aku benar-benar merasa sendiri
Kurasa
bumi cepat berputar, waktu terus berlalu tanpa meninggalkan kisah yang indah
Penyesalanku tak mungkin berakhir
Aku tak menginginkan semua orang
mengatakan hal yang buruk tentang aku
Aku
merasa dingin, mataku sulit untuk terpejam
Aku merindukan kehangatan dalam pelukan
seorang ayah dan ibuku
Sampai kapan deritaku ini?
Oh Tuhan aku tak sanggup lagi dengan
kenyataan hidup ini
Ku ingin bersembunyi dalam hatiMu Tuhan
Kuyakin hanya padaMu aku memperoleh
kehangatan dan kasih sayang
Willy Wele_Carmelo,1
April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar