Senin, 14 Juli 2014

Jeritan Seorang Yatim Piatu



PUISI
                Wilhelmus Wele
        Mahasiswa STFK Ledalero
JERITAN SEORANG YATIM PIATU
(suara seorang yatim piatu di tengah kempanye)

Aku hidup untuk mencari kematian.
 dengan kematian aku akan menemukan kebahagiaan
Aku merasa dunia ini tidak lebih dari sebuah gubug  yang  diterjang badai yang dahsyat
Aku tidak seperti engkau yang memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dari kemampuanku
Perih  hatiku bagai teriris sembilu yang tajam
Aku menangis, air mataku membasahi bantal sebagai teman dalam tidurku
 Kapan semua ini berakhir? Aku seperti bayi mungil yang belum bisa berdikari
 Keadaanku ini bukanlah sebuah kesempatan bagi semua orang untuk menghinaku
Ayah dan ibu, kamu terlalu pagi meninggalkan aku
Masih banyak yang mestinya aku harap dan aku dapatkan dari kamu
Aku benar-benar merasa sendiri
Kurasa bumi cepat berputar, waktu terus berlalu tanpa meninggalkan kisah yang indah
Penyesalanku tak mungkin berakhir
Aku tak menginginkan semua orang mengatakan hal yang buruk tentang aku
            Aku merasa dingin, mataku sulit untuk terpejam
Aku merindukan kehangatan dalam pelukan seorang ayah dan ibuku
Sampai kapan deritaku ini?
Oh Tuhan aku tak sanggup lagi dengan kenyataan hidup ini
Ku ingin bersembunyi dalam hatiMu Tuhan
Kuyakin hanya padaMu aku memperoleh kehangatan dan kasih sayang
Willy Wele_Carmelo,1 April 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar