SUKA
CITA NATAL
Hadiah natal akan menjadi sukacita yang tiada berakhir. Tetapi
hadiah ini hanya membawa kesenangan sesaat. Sebaliknya berita yang dibawah oleh
para malaikat membawa sukacita yang tetap. “Mesias telah lahir”! para gembala
yang mendengar kabar baik ini segera pergi ke Betlehem untuk melihat bayi
Yesus, para majus yang dipenuhi dengan sukacita, berlutut dan menyembah Yesus
serta memberi persembahan kepadaNya. (Mat 2:11).
Apa yang menjadi sumber sukacita kita ? menurut anggota Sahabat
Karmel yang saat itu berekreasi di pantai Paris menjelaskan bahwa “ sumber
sukacita kita adalah KASIH Allah kepada kita. Yesus datang untuk memberikan
pengamampunan dan hidup baru. Dia mengundang kita menjadi keluargaNya dan
menjamin bahwa kita mempunyai tempat di Surga. Kristus memberikan sukacita
sejati kepada semua yang merindukanNya dengan kerendahan hati. Dengan percaya
dan tinggal di dalamNya, menaati dan melayania Allah, kita menemukan sukacita
yang mengalir sepanjang hidup kita”.
Kehadiran Yesus adalah jalan bagi manusia menuju kapada Allah. Jika
kita berjalan pada jalan Allah, kita akan bertumbuh dengan baik. Tetapi ketika
kita menyimpang dari jalan Allah, kita akan terperosok dan kehilangan kontak
dengan Allah. Kita tidak akan mengalami hidup berkelimpahan yang Allah inginkan
bagi kita.
Untuk berjalan pada jalan Allah harus memenuhi
persyaratan-persyaratan seperti yang diajarkan oleh Piere Barthelot kepada
anaknya yang dikenal dengan nama Beato Dionisius a Nativitate, yakni: kemurnian
hati, kekuatan iman dan kesediaan untuk berkorban. Untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan ini, Beato Redemtus a Cruce (Thomas Rodriques da Cucha)
menekankan kepada kita untuk menanamkan sikap kedisiplinan.
Dengan refleksi yang mendalam dari kedua tokoh ini terhadap kedatangan
Yesus yang nantinya berkorban demi keselamatan manusia, maka kedua tokoh ini
(Beato Dionisiuus dan Redemtus) juga mengorbankan nyawa mereka di tanah Aceh
demi perdamaian terhadap kekacauan yang terjadi di tanah Aceh.
Apa pesan kedatangan Yesus bagi kehidupan dalam rumah tangga
(suami-istri)? Yesus datang membawa damai dan sukacita bagi keluarga beriman.
Maka dalam keluarga (suami-istri) harus menjalin relasi yang harmonis untuk
mencapai perdamaian dan sukacita bukan relasi yang kontrasepsi yang melahirkan
peristiwa-peristiwa yang abnormal seperti terjadinya aborsi. Ibu Teresa dari
Kalkuta menjelaskan bahwa setiap pribadi (sejak masa pembuahan) berharga di
mata Allah, maka tak bisa dirampas dan dimusnahkan. SELAMAT
HARI RAYA NATAL.
FR. WILLY
WELE, O.CARM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar