Selasa, 30 September 2014

Suka Cita Natal


SUKA CITA NATAL
Hadiah natal akan menjadi sukacita yang tiada berakhir. Tetapi hadiah ini hanya membawa kesenangan sesaat. Sebaliknya berita yang dibawah oleh para malaikat membawa sukacita yang tetap. “Mesias telah lahir”! para gembala yang mendengar kabar baik ini segera pergi ke Betlehem untuk melihat bayi Yesus, para majus yang dipenuhi dengan sukacita, berlutut dan menyembah Yesus serta memberi persembahan kepadaNya. (Mat 2:11).
Apa yang menjadi sumber sukacita kita ? menurut anggota Sahabat Karmel yang saat itu berekreasi di pantai Paris menjelaskan bahwa “ sumber sukacita kita adalah KASIH Allah kepada kita. Yesus datang untuk memberikan pengamampunan dan hidup baru. Dia mengundang kita menjadi keluargaNya dan menjamin bahwa kita mempunyai tempat di Surga. Kristus memberikan sukacita sejati kepada semua yang merindukanNya dengan kerendahan hati. Dengan percaya dan tinggal di dalamNya, menaati dan melayania Allah, kita menemukan sukacita yang mengalir sepanjang hidup kita”.
Kehadiran Yesus adalah jalan bagi manusia menuju kapada Allah. Jika kita berjalan pada jalan Allah, kita akan bertumbuh dengan baik. Tetapi ketika kita menyimpang dari jalan Allah, kita akan terperosok dan kehilangan kontak dengan Allah. Kita tidak akan mengalami hidup berkelimpahan yang Allah inginkan bagi  kita.
Untuk berjalan pada jalan Allah harus memenuhi persyaratan-persyaratan seperti yang diajarkan oleh Piere Barthelot kepada anaknya yang dikenal dengan nama Beato Dionisius a Nativitate, yakni: kemurnian hati, kekuatan iman dan kesediaan untuk berkorban. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan ini, Beato Redemtus a Cruce (Thomas Rodriques da Cucha) menekankan kepada kita untuk menanamkan sikap kedisiplinan.
Dengan refleksi yang mendalam dari kedua tokoh ini terhadap kedatangan Yesus yang nantinya berkorban demi keselamatan manusia, maka kedua tokoh ini (Beato Dionisiuus dan Redemtus) juga mengorbankan nyawa mereka di tanah Aceh demi perdamaian terhadap kekacauan yang terjadi di tanah Aceh.
Apa pesan kedatangan Yesus bagi kehidupan dalam rumah tangga (suami-istri)? Yesus datang membawa damai dan sukacita bagi keluarga beriman. Maka dalam keluarga (suami-istri) harus menjalin relasi yang harmonis untuk mencapai perdamaian dan sukacita bukan relasi yang kontrasepsi yang melahirkan peristiwa-peristiwa yang abnormal seperti terjadinya aborsi. Ibu Teresa dari Kalkuta menjelaskan bahwa setiap pribadi (sejak masa pembuahan) berharga di mata Allah, maka tak bisa dirampas dan dimusnahkan.   SELAMAT HARI RAYA NATAL.             
 FR. WILLY WELE, O.CARM   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar